Breaking News

Fadhlullah Menjaga Aceh

Puisi Essay LK Ara

Di antara meja-meja birokrasi,
Aceh menatap langit.
Ketika kursi utama kosong oleh takdir dan waktu,
seorang lelaki bernama Fadhllullah melangkah,
dengan setelan putih dan topi berhias Garuda,
mengisi kekosongan bukan dengan ambisi,
melainkan dengan beban sejarah dan harap rakyat.

Ia bukan panglima yang datang dengan genderang,
tapi wakil yang diam-diam mencatat sejarah.
Ia tahu, menggenggam sementara adalah ujian,
bagi tangan yang belum sepenuhnya dikuatkan oleh rakyat,
namun dipanggil oleh keadaan yang tak bisa ditunda.

“Bangunlah pagi-pagi,
dengar suara nelayan di ujung pantai Aceh,
atau bisik petani kopi di lereng Gayo.
Itulah suara yang mengangkatmu ke sini,
bukan sekadar tanda tangan di lembar keputusan.”

Rakyat bertanya,
“Akankah ia sekadar bayangan yang lewat di layar televisi?”
Atau pemimpin sementara yang benar-benar menyentuh
akar-akar persoalan dari Sabang sampai Singkil?

Ia bagai pelita kecil di tengah angin badai,
berusaha tegak agar tak redup dalam sorotan politik.
Sementara langit menimbang arah,
ia harus menjadi cahaya—bukan hanya penunggu senja.


📌 Catatan Singkat:

  1. Fadhllullah ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Pemerintahan Aceh.
  2. Setelan putih dan Garuda melambangkan kepemimpinan dan harapan.
  3. Nelayan dan petani kopi sebagai metafora suara rakyat.
  4. Pelita dan badai menggambarkan tantangan dalam masa transisi kepemimpinan. ‎


Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca