Breaking News

Desertir Polisi Aceh Tengah dan 500 Eks GAM Batee Iliek Nyatakan Dukung Bustami Hamzah Sebagai Gubernur

“Bila melihat ke belakang, tepatnya setelah berakhirnya konflik, politik yang terjadi yaitu peugah panggang manok, rupajih sie iték,”

“Janji 1.000 janji, yang banyak justru pedagang; pengangguran di dalam gang,” kata Mancong, yang disambut tepuk tangan rekan-rekan seperjuangannya yang hadir di sana.

Mancong mengatakan Bustami Hamzah dan Fadhil Rahmi merupakan harapan baru bagi rakyat Aceh. Keduanya merupakan kombinasi birokrat dan aktivis Islam yang sangat cocok menjadi pemimpin Aceh periode 2025-2030.

Mancong menyebutkan banyak mantan kombatan GAM yang mencintai Bustami. Ia berharap demikian juga Bustami, membalas cinta itu dengan aksi nyata. 

“Perhatikanlah kami. Karena kami sudah terlalu lama kecewa,”

“Saya mendukung Pak Bus bukan karena uang, tapi memimpikan Aceh dipimpin oleh pemimpin yang memahami dengan baik tata pemerintahan, mengerti undang-undang, serta memiliki pengetahuan yang baik tentang tata kelola pemerintahan,” kata Mancong.

Merespons harapan para mantan kombatan GAM itu, Bustami mengatakan dirinya 30 tahun berkecimpung di pemerintahan. 

Posisinya lebih banyak sebagai tukang dapur. Menyiapkan bahan dan memasak, kemudian menghidangkan ‘makanan’ sesuai permintaan pemimpin. 

Orang dapur, kata Bustami, tidak diperkenankan memberikan pendapat, tidak diperbolehkan mengajukan ide. Tugas tukang dapur hanya mencari, mengolah, dan menghidangkan hidangan kepada pemimpin.

Pada kesempatan itu, Bustami tidak banyak berjanji. Namun, Bustami menekankan jika terpilih terpilih menjadi gubernur Aceh, dirinya akan membuktikan bahwa ia maju sebagai Gubernur Aceh, demi mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat Aceh.

Bustami menyinggung soal dunia pertanian yang semakin hari bertambah tidak menjanjikan apa-apa kepada masyarakat. Yang diperoleh petani bukan lagi keuntungan, melainkan rasa lelah semata.  

Ia mencontohkan harga pinang yang setelah jatuh, sampai sekarang tidak sanggup bangun. Pemerintah abai dengan kondisi tersebut. 

Mestinya, pemerintah perlu menyiapkan dana talangan untuk membeli pinang masyarakat dengan harga yang menguntungkan petani. Tapi hal tersebut tidak dilakukan.

“Pemerintah merupakan pelayan rakyat. Bukan sebaliknya. Dalam membangun pemerintah tidak boleh melihat untung rugi, tapi harus selalu menguntungkan rakyat,” kata Bustami.

Demikian juga sektor kelautan, dan sektor-sektor lainnya yang harus menjadi perhatian pemerintah. 

“Kesejahteraan rakyat adalah tugas pemerintah,” kata Bustami.(*)

Editor: Mustawalad


Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca