Breaking News

Terjepit di Tengah Dua Kabupaten, Warga Pantan Reduk Ketol Aceh Tengah Menjerit Minta Jalan

Kantor Reje Kampung Pantan Reduk, Ketol. Foto: KenNews.id

TAKENGON, KenNews.id — Di tengah derap pembangunan yang digembar-gemborkan oleh pemerintah, masyarakat di Desa Pantan Reduk, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, justru masih harus menempuh jalur memutar melalui wilayah Kabupaten Bener Meriah—hanya untuk mencapai ibu kota kecamatan mereka sendiri.

Pantan Reduk bukanlah kampung biasa. Terletak di kaki pegunungan Gayo, desa ini dulunya dikenal dengan nama Kampung Puting Beliung sebelum akhirnya berganti nama menjadi Pantan Reduk. Desa ini terdiri dari lima dusun. Uling Rata, Lorong Pisang, Permata, Lhok Meulaboh dan Baro Aman, dengan sumber ekonomi utama berasal dari kebun kelapa, kakao, kopi robusta, durian, dan pinang. Namun kekayaan alam itu seakan tak berdaya karena akses jalan yang buruk dan tak kunjung diperbaiki.

“Jika jalan antara kampung kami dan kampung tetangga Bintang Pepara sejauh tiga kilometer itu diperbaiki, akan sangat membantu masyarakat,” kata mantan Reje Kampung Pantan Reduk, Sulaiman dengan suara berat yang menyiratkan kelelahan panjang, kepada KenNews.id, Selasa, 22 Juli 2025.

Sulaiman sewaktu mengatakan ini, didampingi oleh Sekretaris Desa, Ismuha, Bendahara, Syahrizal dan Kaur Junaidi

Baca juga: Sekdes Pantan Reduk Aceh Tengah Berencana Laporkan Media dan Wartawan ke Dewan Pers Terkait Pemberitaan yang Tidak Terkonfirmasi

Selain jalan antar kampung, jalan di dalam kampung Pantan Reduk juga butuh perhatian terutama jalan penghubung antar dusun.

“Terkadang kalau musim hujan, anak-anak tak bisa ke sekolah karena jalan penghubung antar dusun becek, rabat betonnya rusak dan susah untuk dilewati,” ujar Sulaiman.

Terisolasi oleh Kebijakan, Bukan Geografi

Secara administratif, Pantan Reduk berada di Aceh Tengah, namun secara praktis, akses terdekat justru melalui kabupaten tetangga, Bener Meriah. Situasi ini bukan hanya merepotkan, tapi juga menimbulkan beban psikologis: bagaimana mungkin sebuah kampung harus menyeberang kabupaten untuk sampai ke pusat kecamatan sendiri?

“Kami harus memutar jauh melewati Simpang Balik di Bener Meriah. Sakit darurat pun harus lewat kabupaten sebelah dulu baru sampai Puskesmas Ketol. Ini bukan lagi masuk akal,” keluh Sulaiman

Tiga Kilometer Jalan, Sejuta Harapan

Masyarakat Pantan Reduk tidak menuntut jalan lebar beraspal halus atau jembatan megastruktur. Yang mereka minta hanyalah perbaikan jalan penghubung ke Bintang Pepara sepanjang tiga kilometer dan akses jalan antar dusun. Permintaan ini terdengar kecil di atas kertas, tapi menjadi penentu besar bagi hajat hidup ratusan jiwa.

Perbaikan jalan ini akan:

  • Memotong waktu tempuh ke pusat kecamatan secara signifikan.
  • Memudahkan distribusi hasil pertanian masyarakat.
  • Mengurangi ketergantungan terhadap kabupaten lain.
  • Meningkatkan rasa keadilan sebagai bagian dari Kabupaten Aceh Tengah.

Di Mana Tangan Pemerintah?

Dalam narasi pembangunan daerah, desa-desa seperti Pantan Reduk seharusnya menjadi prioritas. Bukankah pembangunan yang merata adalah janji politik hampir setiap kepala daerah?

Apakah Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah akan terus membiarkan warganya terjebak di jalan berlubang, hanya beberapa kilometer dari jantung pemerintahan kecamatan sendiri?

Penutup: Jalan yang Menghubungkan atau Memutus?

Bagi masyarakat Pantan Reduk, tiga kilometer bukan sekadar jalan. Itu adalah pembuka akses pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan yang paling penting: martabat.

“Kami bukan minta bantuan, kami hanya minta hak kami sebagai warga Aceh Tengah,” tegas Sulaiman.

Kini, bola ada di tangan para pengambil kebijakan. Apakah mereka cukup peduli untuk menengok ke sudut-sudut sunyi seperti Pantan Reduk? Ataukah pembangunan hanya akan terus berputar di sekeliling kota, meninggalkan kampung-kampung seperti ini dalam kabut jalan rusak yang tak kunjung usai?

Karena keadilan itu kadang tak perlu proyek miliaran—cukup tiga kilometer yang diperjuangkan dengan hati.


Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca