Breaking News

Pengunduran Diri Dua Kepala Dinas: Momentum Emas bagi Bupati Haili Yoga untuk Membenahi Birokrasi Aceh Tengah

Aceh Tengah tengah berguncang oleh kabar pengunduran diri dua pejabat penting: Kepala Dinas Kesehatan Yunasri dan Kepala Dinas Perikanan Iwan Ernis. Ini bukan sekadar pergantian jabatan. Ini adalah sinyal yang kuat, pertanda bahwa ada yang tidak beres dalam struktur birokrasi kita. Lebih dari itu, ini adalah momen kritis yang dapat menjadi titik balik—atau justru kemunduran—tergantung bagaimana Bupati Haili Yoga menyikapinya.

Mari kita katakan dengan jujur: birokrasi di Aceh Tengah bukan tanpa masalah. Sudah terlalu lama publik dibuat lelah oleh inefisiensi, keputusan yang tidak transparan, serta jabatan yang lebih sering diwarnai nuansa politis daripada kompetensi atau dipilih berdasarkan kedekatan asal kampung (Uken Toa). Maka, ketika dua pucuk pimpinan dinas penting memilih mundur, kita tak bisa hanya melihatnya sebagai hal biasa. Ini adalah tamparan keras sekaligus peluang besar.

Apa yang sebenarnya terjadi?
Publik belum diberi penjelasan transparan mengenai alasan mundurnya dua kepala dinas tersebut. Apakah karena tekanan politik? Apakah karena ketidakcocokan dengan arah kebijakan Bupati? Atau karena integritas mereka yang tak bisa dikompromikan oleh kepentingan-kepentingan tertentu? Apapun alasannya, ini adalah sinyal bahwa ada ketegangan di tubuh pemerintahan. Dan di balik ketegangan itu, terbuka celah untuk perombakan mendasar.

Bupati Haili Yoga di Persimpangan Jalan
Kini, bola ada di tangan Bupati Haili Yoga. Dua kursi kosong bukan sekadar ruang administratif yang perlu diisi. Ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan kepemimpinan yang berani, bersih, dan visioner. Bupati harus memanfaatkan momen ini untuk memulai reformasi birokrasi secara menyeluruh. Tidak cukup hanya mengganti orang, tapi mengganti mindset dan sistem yang sudah terlalu nyaman dengan status quo.

Yang dibutuhkan Aceh Tengah adalah pemimpin-pemimpin teknokratik—bukan titipan politik, bukan balas budi, bukan orang-orang “asal loyal” atau satu belah. Kita butuh kepala dinas yang paham bidangnya, punya integritas, dan berani menantang kebijakan yang keliru. Bupati harus membuka ruang seleksi yang transparan dan kompetitif, bahkan kalau perlu melibatkan partisipasi publik dan lembaga independen.

Jangan Lagi Menghianati Kepercayaan Publik.
Jika pengunduran diri ini hanya direspons dengan “tukar nama” tanpa perbaikan sistemik, maka Bupati Haili Yoga telah menyia-nyiakan kepercayaan rakyat. Terlalu banyak kepala dinas yang dilantik hanya untuk menjadi pelengkap formalitas tanpa memberi dampak signifikan terhadap pelayanan publik. Sudah saatnya masyarakat Aceh Tengah menuntut lebih: keterbukaan, akuntabilitas, dan hasil nyata.

Kesehatan dan Perikanan: Dua Pilar Strategis yang Tak Boleh Diabaikan
Jangan lupa, dua dinas yang kini kehilangan pimpinan adalah kunci dalam pembangunan daerah. Kesehatan menyangkut nyawa dan kualitas hidup masyarakat. Perikanan adalah sumber ekonomi dan ketahanan pangan. Mengabaikan kualitas kepemimpinan di sektor ini sama saja dengan menggali lubang bagi masa depan kabupaten ini.

Saatnya Haili Yoga Menunjukkan Taringnya
Momen ini bisa menjadi warisan besar atau justru noda dalam karier politik Haili Yoga. Bila ia berani memulai reformasi birokrasi dari titik ini, memilih kepala dinas yang berdedikasi dan berkompeten, ia akan dikenang sebagai pemimpin yang membawa perubahan. Tapi bila ia hanya mengganti orang dengan cara lama, sekadar formalitas, maka publik akan menyadari: harapan itu ternyata palsu.

Aceh Tengah tak butuh pemimpin yang sekadar bertahan. Kita butuh pemimpin yang memperjuangkan perubahan. Dan itu, hanya bisa dimulai dari keberanian memilih orang yang tepat.


Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca