Puisi Esai LK Ara
Pernahkah kita bertanya,
mengapa generasi sahabat bisa begitu berhasil—
dalam bisnis, kepemimpinan,
juga dalam hidup dan akhirat?¹
Jawabannya bukan hanya pada strategi,
melainkan pada sujud mereka yang membuka langit.
Mereka bangun sebelum fajar,
membasuh wajah dengan air wudu,
dan membiarkan shalat Subuh
menjadi kunci pertama pembuka pintu rezeki.
Aku dua kali diberi kesempatan
berkunjung ke Masjid Nabawi.²
Di antara hening Subuh dan lantunan doa yang lembut,
aku membayangkan—
bagaimana Bilal dulu berdiri di atap masjid ini,
mengumandangkan azan
dengan hati yang penuh cinta pada Tuhannya.³
“Langkahnya terdengar di surga,”
kata Rasul.
Karena setiap selesai berwudu,
ia tak pernah lupa menunaikan dua rakaat.⁴
Konsistensi kecil—
namun besar nilainya di sisi langit.
⸻
Abdurrahman bin Auf,
hartanya habis oleh sedekah.
Utsman bin Affan membeli sumur untuk umat.⁵
Mereka kaya,
namun hatinya tak terikat pada dunia.
Karena mereka tahu,
kekayaan sejati adalah ketika Allah ridha—
bukan saat saldo bertambah,
melainkan saat sajadah tetap terbentang.
Hari ini, kita dihantui angka:
followers, saldo, target bulanan.
Tapi sering lupa bertanya:
Apakah Allah ridha?⁶
Sebab ridha tak tercetak di laporan keuangan,
tapi terasa dalam hati yang tenang,
dalam hidup yang lapang.
⸻
Kita terlalu sering memohon rezeki,
namun lupa memohon ridha.
Padahal, rezeki bisa menyesatkan
bila tak disertai keberkahan.
Dan keberkahan hanya hadir
bagi mereka yang menaruh dunia
di tangan—bukan di hati.⁷
⸻
Maka sebelum tidur malam ini,
tanyalah diri sendiri:
bukan “berapa yang kudapat hari ini,”
melainkan “apakah Allah ridha padaku hari ini?”
Sebab hidup bukan soal kaya atau miskin,
melainkan soal diterima atau ditolak
oleh Dia, Sang Maha Pengatur Segalanya.
⸻
Mari kita tiru bukan hanya cara mereka berdagang,
tapi juga cara mereka bersujud.
Sebab dunia hanyalah perantara,
dan shalat adalah tempat di mana
kita benar-benar kaya—
dengan cinta, dengan tenang, dengan ridha.
⸻
“Langkah Bilal terdengar di surga,
karena sujudnya melampaui dunia.”
Catatan Kaki:
- Generasi sahabat: Para sahabat Nabi Muhammad SAW adalah contoh keberhasilan spiritual dan duniawi. Mereka dikenal karena akhlak, kesetiaan, dan pencapaian dalam berbagai bidang.
- Masjid Nabawi: Masjid suci yang dibangun Nabi Muhammad SAW di Madinah, tempat berkumpul dan beribadah umat Islam dari seluruh dunia.
- Bilal bin Rabah: Sahabat Nabi yang dikenal sebagai muazin pertama Islam. Ia dikenal karena keistiqamahan dan cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya.
- Dua rakaat setelah wudu: Berdasarkan hadis sahih, Nabi Muhammad SAW memuji amalan Bilal yang selalu melaksanakan dua rakaat shalat setelah berwudu. (HR. Bukhari dan Muslim)
- Abdurrahman bin Auf dan Utsman bin Affan: Sahabat yang sangat dermawan. Utsman membeli sumur Raumah untuk umat, dan Abdurrahman dikenal tak pernah menolak permintaan kebaikan.
- Ridha Allah: Merupakan tujuan utama hidup Muslim; sesuatu yang tak terlihat di dunia, tetapi menentukan keselamatan di akhirat.
- Keberkahan: Dalam Islam, keberkahan adalah bertambahnya kebaikan meski sedikit jumlahnya. Kehidupan yang berkah ditandai dengan ketenangan dan manfaat luas dari rezeki yang halal.
Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.