ACEH UTARA, KenNews.id – Kabupaten Aceh Utara mulai melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembanguna (Musrembang) secara luring di 27 Kecamatan.
Sesuai dengan Undang-Undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Musrenbang adalah forum antar pelaku dalam rangka menyusun rencana pembangunan Nasional dan rencana pembangunan Daerah.
Musrenbang Tingkat Kecamatan Simpang Keuramat Tahun 2026 dibuka oleh Camat Ibnu Khatab didamping Kapolsek serta Danramil pada, 5 Februari 2025 di aula kantor camat setempat.
Proses penyusunan RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) Tahun 2026 yang dilaksanakan oleh Bappeda itu di pandu oleh kabid PIP Muzakir dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Utara setempat Muhammad Romi, serta dihadiri oleh perwakilan Satuan Perangkat Kerja Daerah (SPKD).
Dalam pembukaannya Camat Ibnu Khatab langsung memaparkan potensi alam Simpang Keuramat berupa komoditi unggulan sektor pertanian dan perkebunan.
Mematenkan kembali langsat ie tarek, memperluas kebun nilam dan alat penyulingan atsiri, serta pembibitan durian lokal Gampong Kilometer VIII menjadi selayang pandang Camat untuk melahirkan inovasi-inovasi kekinian melalui pontensi unggulan.
Selanjutnya, Muzakir, Kabid P.I.P Bappeda Aceh utara memandu jalannya musrembang dengan memaparkan masalah-masalah yang hari ini masih membelunggu ditengah kehidupan masyarakat aceh utara.
Masih tingginya angka pengangguran masih saja menjadi topik pembicaraaan saban tahun di daerah bekas penghasil migas ini.
Angka kemiskinan yang menjerat Aceh Utara tentunya berdampak pada meningkatnya persentase stunting yang menderai anak-anak Aceh Utara.
Muzakir,SE. MM mengapresiasi selayang pandang tentang potensi Simpang Keuramat yang di sampaikan oleh Camat di sektor pertanian dan perkebunan.
“Sudah enam kecamatan yang kami datangi untuk musrembang 2026, belum ada yang memaparkan potensi kecamatan di sektor pertanian dan perkebunan” ujar Muzakir.
DPRK Aceh Utara dapil III asal kecamatan Simpang Keuramat, Muhammad Romi masih berbicara tentang rendahnya angka peningkatan infrastruktur terutama lanjutan peningkatan jalan aspal Alue Lim – Alue Mbang, Kilometer VIII – Simpang Tiga Krueng Pase masih perlu peningkatan dari pengerasan.
Muhammad Romi juga menanggapi masukan Ketua MPU Kecamatan yang menyinggung tentang intensif para pemuka agama yang masih sangat jauh dari kecukupan dan pembinaan peserta MTQ yang sama sekali tidak mendapat support anggaran.
“Daerah syari’at, tapi anggaran untuk kemakmuran pelaksanaan syari’at itu sendiri serba kekuranga. kedepan ini saya minta ke dinas terkait untuk betul-betul memerhatikan intensif para pemuka agama” tegas Geuchik Romi.
Ia juga menyoroti persoalan kedangkala aliran sungai Buloh yang setiap tahunnya banjir, sampai air yang disertai lumpur menggenangi ratusan hektar sawah warga setiap tahunnya.
“Untuk sektok perkebunan saya tambahkan penyampaian Pak Camat tadi yaitu Pisang dan Rambutan itu juga sangat prospek di sini, dan hasil panen kedua komodinit ini juga menjadi konsumsi antar propinsi” tutur Ketua Komisi II DPRK Aceh Utara tersebut.
Editor: Mustawalad
Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.