ACEH UTARA, KenNews.id – Didampingi Satgassus Swasembada Ketahanan Pangan dan BPP, Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara kembali melakukan giat pemeriksaan, pengobatan dan pemberian vaksin massal hewan ternak di Kecamatan Simpang Keuramat pada kamis 30 Januari 2025.
Pengobatan dan pemberian vaksin massal sapi ternak warga ini dilakukan di gampong Meunasah Dayah SPK Kecamatan Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara.
Dalam kegiatan ini, Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan kali ini melakukan penyuntikan vitamin, anti biotik serta vaksin pada 33 ekor sapi warga seempat.
Cut Teti Udiyati, selaku Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat veteriner, yang ikut turun lapangan bersama tenega Medik dan Paramedik veteriner Puskeswan sangat berterima kasih atas dukungan masyarakat dan pendampingan yang dilakukan oleh BPP serta Satgassus Swasembada Ketahanan Pangan Kecamatan Simpang Keuramat untuk menyukseskan program pengobatan massal hewan ternak tersebut.
Disisi lain Cut Teti juga sangat menyayangkan atas ketersediaan obat-obatan yang sangat minim di tempatnya bertugas, dimana untuk vaksin PMK baru tiba beberapa hari yang lalu cuma untuk 1.000 ekor sapi.
Data populasi sapi di aceh utara berkisar 112.000 ekor, sementara obat-obatan yang tersedia di dinas hanya untuk 1.000 ekor, Cut Teti dan petugas kesehatan hewan mengaku sangat kewalahan menerima pengaduan masyarakat
“Adapun obat – obatan yang diperlukan seperti Gusanek, Cyper Killer, Hematodin, Vetadril, Vetroksi, Bio Deksa dan Injek Tamin minimal 50% dari populasi sapi yang ada di Aceh Utara” ujar Cut Teti, sembari juga mengeluhkan intensif terhadap petugasnya yang dihitung Rp. 5.000/ekor sapi belum potong pajak.
Keluhan petugas Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat veteriner ini juga telah disampaikan kepada Ketua Komisi II DPRK Aceh Utara Muhammad Romi selaku mitra kerjanya di Legeslatif.
Semetara Muhammad Romi yang dihubungi membenarkan bahwa ia telah melakukan koordinasi dengan dinas terkait atas aduan masyarakat terhadap kesehatan hewan ternak.
Namun ia juga mengaku untuk saat ini telah berupaya semaksimal mungkin mengatasi hal tersebut, baik kendala minimnya obat-obatan maupun permasalahan yang di hadapi petugas lapangan.
“Baru-baru ini saya sudah melakukan komunikasi via terpon saluler dengan Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat veteriner Propinsi , mereka juga akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi permasalahan ini” Pungkas geuchik Romi.
Sementara Cut Teti juga kerap melaporkan persoalan yang di hadapi dilapangan pada Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan melalui zoom Metting.
Ia berharap persoalan penyakit sapi ini dapat segera teratasi di Aceh khususnya, mengingat kebutuhan daging sapi menghadapi megang yang sudah didepan mata.
“Daging sapi yang terserang PMK tidak berpengaruh pada kesehatan manusia saat mengkonsumsinya, namun yang kita sayangkan para peternak tidak mendapat untung bahkan merugi akibat sapi yg di sembelih atau dijual tidak bisa gemuk” Pungkas Cut Teti.
Editor: Mustawalad
Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.