TAKENGON, KenNews.id – Koordinator Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Aceh Tengah menegaskan bahwa bimbingan teknis (Bimtek) bukanlah prioritas utama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes).
Koordinator P3MD Aceh Tengah Win Budiara, Senin 20 Mei 2024, menjelaskan terkait keberangkatan para reje di Kecamatan Pegasing dan Kute Panang bukanlah wewenang mereka.
“Kami pendamping hanya bisa kasih saran, tapi kalau kami langsung melarang tidak bisa karena itu kebijakan daerah,” kata Win Budiara.
Namun, pihaknya telah memberi saran dan masukan agar para reje di Aceh Tengah tidak berangkat menggunakan anggaran desa.
“Saran sering kami berikan, sebaiknya jangan berangkat, karena anggaran yang sudah ada harus direvisi kembali,” jelas dia.
Kementerian Desa, kata Budiara, saat ini terfokus pada empat poin penting yaitu, Pemulihan Ekonomi yang disebut BLT, Ketahanan Pangan, Stunting dan BUMDes.
Keberangkatan para reje yang disebut menggunakan anggaran ketahanan pangan tidak releven dengan Bimtek, karena ketahanan pangan programnya harus berdampak langsung pada masyarakat.
“Memang ketahanan pangan ada satu poin peningkatan mutu atau SDM, tapi bukan seperti Bimtek saat ini, ahrusnya mengadakan pelatihan di desa yang berdampak pada masyarakat,” kata Budiara.
Pihak P3MD juga menyayangkan anggaran desa mulai tidak tepat sasaran dan tidak sesuai urgensinya. Ketahanan pangan harusnya melihat lebih jelas kebutuhan warga, seperti pupuk, cabe, dan kopi yang berdampak kepada warga desa.
Memang, kata dia, Bimtek tidak semua negatif, sebahagian reje mendapat ilmu dan menerapkan itu di desa, tapi ini sangat sedikit sekali.
“Kami tidak bisa terlalu keras, nanti kami pendamping jadi lawan para camat dan reje, apalagi pihak ketiga yang memfasilitasi kami sama sekali tidak tahu,” terang Win Budiara.
Editor: Mustawalad
Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
