Breaking News
UMUM  

Pasca Bencana Banjir dan Longsor, Petani Aceh Tengah dan Bener Meriah Diprediksi akan Hadapi Masa Sulit ke Depan

Salah satu kondisi di perkampungan yang diterjang banjir di kampung Penarun, Aceh Tengah. Foto: kiriman warga di Grup WA

TAKENGON | KenNews.id – Pasca bencana banjir dan longsor, masyarakat, terutama petani sawah di Aceh Tengah dan Bener Meriah diprediksi akan menghadapi masa-masa sulit ke depan, setelah sawah mereka rusak karena tertimbun oleh material longsor dan putusnya aliran air irigasi persawahan.

Dari pantauan KenNews.id di lapangan pada Rabu, 17 Desember 2025, banyak petani di kecamatan-kecamatan penghasil padi di Aceh Tengah dan Bener Meriah tidak akan bisa menanami sawahnya dalam musim tanam kwartal pertama dan kedua di tahun 2026.

Seperti di Timang Gajah 1 Bener Meriah, aliran irigasi ke sawah terputus akibat longsor, sehingga jangankan untuk air ke sawah untuk keperluan sehari-hari saja masyarakat kampung tersebut kesulitan.

“Sawah hampir dapat dipastikan tidak bisa ditanami padi lagi sampai air irigasi dapat berfungsi untuk mengairi sawah, sekarang untuk minum dan mandi pun kami harus ke Masjid,” kata salah seorang masyarakat Timang Gajah 1, Idi kepada KenNews.id beberapa hari lalu.

Petani sawah di Timang Gajah 1, mungkin sedikit lebih beruntung dibandingkan dengan saudara mereka petani di Kecamatan Bintang, Kebayakan, Lut Tawar, Silihnara dan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah.

Di daerah kecamatan yang disebut terakhir, banyak lahan sawah mereka yang tertimbun material longsor, seperti: kayu, batu dan tanah serta sisa bangunan, dan butuh waktu untuk bisa dapat ditanami kembali.

Melihat situasi seperti ini, hampir dapat dipastikan dalam kuartal pertama masa panen, petani-petani tersebut akan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup mereka kalau tidak ada intervensi segera dan mendesak dari pemerintah.