TAKENGON | KenNews.id – Di negeri berhawa sejuk yang menjadi jantung kopi Arabika dunia, Aceh Tengah, kini terselip sebuah paradoks: kopi, komoditas emas hitam dari pegunungan Gayo, menyumbang terbesar pada Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun datanya gelap di ruang publik.
Aliansi Masyarakat Gayo (AMG) melontarkan kritik keras. Koordinator AMG, Toga, menyebut transparansi PAD kopi ibarat harta karun yang sengaja dikubur.
“Data hasil kopi, penyumbang PAD terbesar kabupaten, justru tersembunyi dari rakyatnya sendiri,” ujarnya melalui rilis yang diterima KenNews.id, 04 Oktober 2025
Ironi ini makin terasa di era digital. Ketika informasi mengalir deras di layar ponsel, data PAD kopi justru seperti sungai yang dibendung. “Pemerintah daerah seharusnya mempermudah akses. Tetapi yang terjadi, informasi PAD kopi nyaris tak ditemukan di platform resmi maupun media publik,” kata Toga.
AMG menuntut upgrade total pada kinerja Dinas Kominfo. Menurut mereka, pintu digitalisasi adalah kunci kontrol rakyat terhadap arus uang daerah. “Dengan data yang terbuka, masyarakat bisa mengkaji, mengawasi, bahkan memberi masukan. Transparansi PAD kopi bukan sekadar angka, tapi nafas keuangan daerah,” tegasnya.
Lebih jauh, AMG mendesak DPRK Aceh Tengah tidak lagi duduk diam. Mereka menuntut isu ini dibawa ke sidang komisi, bahkan membentuk Panitia Khusus (Pansus).
“DPRK harus berani menyelamatkan ‘paru-paru’ PAD kabupaten ini. Kalau tidak, kita hanya menonton kopi mengalir ke kantong oknum,” seru Toga.
Ia memperingatkan bahaya kebocoran jika data PAD kopi terus ditutup rapat. “PAD yang bocor adalah bencana pembangunan. Jangan sampai hasil kopi hanya jadi kemewahan bagi segelintir orang,” ujarnya.
Mengapa Transparansi Data PAD Kopi Krusial?
AMG merinci urgensi keterbukaan data PAD kopi:
* Perencanaan Anggaran– Tanpa data jelas, APBD hanya mimpi yang tak berpijak pada realitas.
* Evaluasi Keuangan – PAD kopi menjadi indikator kemandirian daerah, apakah Aceh Tengah berdiri di atas kakinya sendiri atau tidak.
* Kebijakan Pembangunan – Data transparan membuka arah pembangunan berkelanjutan, sekaligus menarik investasi yang sehat.
* Pengawasan Publik – Informasi yang terbuka memperkuat akuntabilitas, menghalau kebocoran dan penyalahgunaan.
* Potensi Baru – Analisis rutin bisa menemukan peluang pendapatan yang selama ini tersia-siakan.
* Pelayanan Publik – PAD kopi yang optimal akan kembali ke rakyat dalam bentuk sekolah, jalan, dan layanan kesehatan yang lebih baik.
Aliansi Masyarakat Gayo menutup desakan mereka dengan satu pesan keras: “Selamatkan data, selamatkan kopi, selamatkan Aceh Tengah.”