Oleh: Tazkir, S.Pd., M.Pd.
BEREH lingkungan yang tertata, bersih, dan indah tidak hanya memengaruhi kenyamanan tetapi juga membentuk pola pikir dan perilaku disiplin. Asal mula lahirnya program BEREH pada masa Pemerintah Aceh di bawah kepemimpinan Gubernur Ir. H. Nova Iriansyah, M.T. dan Sekretaris Daerah dr. Taqwallah, M.Kes., pada periode 5 November 2020 hingga 5 Juli 2022, meluncurkan sebuah terobosan penting bagi dunia pendidikan: Program BEREH (Bersih, Rapi, Estetis, dan Hijau).
Program yang menyasar seluruh Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA), Unit Pelaksana Teknis (UPT), dan Satuan Pendidikan di seluruh penjuru Provinsi Aceh ini, khususnya di lingkungan SMA, SMK, dan SLB, telah membawa angin segar bagi penataan lingkungan belajar.
Program BEREH bukan sekadar gerakan kebersihan, tetapi sebuah pendekatan holistik untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang kondusif dan berkualitas. Kini apakah program ini masih terlaksana??
Dampak Positif Terlihat dan Terasa
Manfaat program BEREH mulai nyata terlihat dan dirasakan oleh seluruh warga sekolah. Lingkungan sekolah yang sebelumnya mungkin kurang terurus, berubah menjadi lebih bersih dan asri. Ruang belajar, laboratorium, dan ruang guru yang seringkali penuh dengan barang tidak tertata, kini menjadi lebih rapi dan fungsional. Ruang kelas siswa pun tertata dengan baik, menciptakan pemandangan yang indah dan nyaman dipandang mata, kenyamanan visual dan fisik tercipta secara langsung berkontribusi pada peningkatan konsentrasi dan semangat belajar siswa, serta menciptakan suasana kerja positif bagi guru dan tenaga kependidikan.
Apakah saat ini program ini masih terlaksana??
Membangun Kesadaran, Menanamkan Karakter
Lebih dari sekadar penampilan fisik, Program BEREH juga berupaya membangun kesadaran kolektif siswa akan pentingnya merawat kebersihan, kerapian, keindahan estetis, dan penghijauan lingkungan sekolah.
Program ini secara tidak langsung menjadi media pendidikan karakter yang sangat efektif. Siswa diajak untuk memiliki rasa tanggung jawab, cinta terhadap lingkungan, dan menghargai pentingnya keteraturan. Nilai-nilai positif ini diharapkan tidak hanya berhenti di gerbang sekolah, tetapi menjadi kebiasaan yang terbawa dalam kehidupan sehari-hari mereka di masyarakat. Dengan demikian, BEREH bertujuan untuk menciptakan standar lingkungan , tidak hanya meningkatkan kualitas hidup di sekolah, tetapi juga mendorong peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan melalui penataan lingkungan lebih baik dan pembentukan karakter peserta didik.
Tujuh Aspek Tolok Ukur Keberhasilan BEREH
Program unggulan BEREH diukur melalui tujuh aspek utama yang menjadi profil ideal sebuah sekolah:
- Tampak Luar Menggoda: Halaman sekolah dengan taman indah dan terawat, area parkir tertata, pos satpam aktif, serta resepsionis ramah menciptakan kesan pertama positif dan profesional.
- Kamar Mandi Siaga: Kebersihan kamar mandi terjaga, ketersediaan air yang terjamin, pintu berfungsi normal, dan bebas dari bau tidak sedap menunjukkan perhatian terhadap kenyamanan dasar yang sering terabaikan.
- Ruang Kerja Siap Saji: Ruang kerja yang bersih di segala penjuru, tata kelola kabel rapi dan minimalis, meja dan kursi layak pakai, serta penyimpanan dokumen dan arsip tertib, termasuk kerapian di atas lemari.
- Kantin Tampil Bersih: Kantin higienis dengan pengelola profesional menjamin kesehatan dan keamanan pangan bagi siswa dan guru.
- Gudang Teratur: Gudang tertata berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara dengan sistem jelas mengenai tujuan dan waktu penggunaan barang, bebas dari tumpukan inventaris atau dokumen tidak diperlukan.
- Mushola dan Tempat Wudhu Nyaman: Menciptakan ruang ibadah yang bersih, tenang, dan nyaman, termasuk tempat sujud yang bersih tanpa bau, untuk mendukung kekhusyukan beribadah.
- Ruang Rapat Siap Saji: Ruang rapat yang selalu dalam kondisi bersih, teratur, dengan perangkat audio visual (seperti LCD) yang berfungsi dengan baik, siap digunakan untuk mendukung produktivitas rapat. Sebuah Investasi Pendidikan yang Berharga
Kita mengharapkan dukungan dan komitmen yang berkelanjutan dari seluruh pemangku kepentingan, mulai dari tingkat provinsi hingga ke setiap individu di sekolah, merupakan kunci utama untuk memastikan bahwa program ini tidak hanya menjadi seremonial belaka, tetapi benar-benar menjadi budaya yang mengakar dan berkelanjutan.
Keberhasilan BEREH di Aceh patut diapresiasi dan dijadikan contoh bagi daerah lain, membuktikan bahwa pembangunan pendidikan yang berkualitas dimulai dari menciptakan lingkungan belajar yang manusiawi, inspiratif, dan membanggakan.
Semoga langkah positif ini terus bergulir dan memberikan dampak yang semakin luas bagi kemajuan generasi muda Aceh.
(penulis guru SMA Negeri 1 Bukit)