TAKENGON | KenNews.id – Menjelang perayaan HUT RI ke-80 pada 17 Agustus 2025, masyarakat Aceh Tengah justru dihadapkan pada kabar yang memalukan: seragam Paskibra yang dibagikan untuk para anggota pasukan pengibar bendera, dinilai tak bermutu.
Malik, warga Takengon, mengaku cemas ketika mengetahui seragam yang diuji coba salah seorang anggota Paskibra robek, keponakannya juga merupakan anggota Paskibra. Baginya, ini bukan sekadar soal kain, melainkan menyangkut harga diri di hadapan publik pada momen paling sakral bangsa.
“Untuk pelaksanaan besok, saya akan menyiapkan kain putih. Kalau terjadi hal yang tidak diinginkan seperti robek, saya akan memberikan untuk penutup sementara,” kata Malik kepada KenNews.id, Jumat, 15 Agustus 2025.
Nada kecemasan itu makin jelas ketika ia menambahkan, “Saya tak ingin anak saya viral karena pakaiannya robek.”
Kecemasan Malik mewakili keresahan banyak orang tua. Alih-alih fokus pada latihan baris-berbaris dan kesiapan mental pasukan, mereka dipaksa khawatir dengan seragam yang seharusnya menjadi simbol wibawa.
Isu ini bukan hal baru. Beberapa hari terakhir, media sosial di Takengon sudah ramai memperbincangkan seragam Paskibra yang diduga tak memenuhi standar mutu. Sorotan pertama kali datang dari
Lintasgayo.com, yang memviralkan kabar memalukan ini.
Masyarakat pun bertanya-tanya: bagaimana mungkin seragam untuk pasukan terhormat, yang tampil di depan bupati, pejabat, bahkan ribuan masyarakat, bisa robek bahkan sebelum upacara dimulai? Apakah mutu pakaian ini sebanding dengan anggaran yang dikeluarkan?
Hari kemerdekaan mestinya menjadi panggung kehormatan, bukan arena mempermalukan anak-anak terbaik daerah. Namun, menjelang 17 Agustus ini, justru ada bayang-bayang kekhawatiran: jangan sampai yang viral nanti bukan semangat kemerdekaan, melainkan seragam sobek di lapangan.