Breaking News
UMUM  

BLACK COFFEE: Sebuah Film Bukan Hanya Tentang Rasa Kopi, Tetapi Tentang Kegelapan

Artis Pemeran Utama film Black Coffee, Sha Ine Febrianti. Foto: Mustawalad

Di dunia yang penuh warna, Black Coffee justru memilih untuk bercerita dalam nuansa gelap. Bukan gelap sebagai sesuatu yang menyeramkan, melainkan gelap sebagai kenyataan hidup, sebagai ruang sunyi yang justru penuh makna. Dibintangi oleh Reza Rahadian dan Sha Ine Febrianti, film ini bukan sekadar cerita tentang kopi, melainkan tentang manusia yang belajar hidup dan mencinta dalam keterbatasan total: tanpa cahaya, tanpa keturunan, dan tanpa keluhan.

Mengambil latar di dataran tinggi Gayo, tepatnya di Aceh Tengah dan Bener Meriah—dua daerah penghasil kopi terbaik di Indonesia—Black Coffee yang syukuran produksinya telah dilakukan di Takengon, Jum’at, 04 Juli 2025 , dibuat rencananya untuk mempertemukan penonton dengan pasangan suami istri yang keduanya buta. Mereka hidup dari hasil bertani kopi di lereng-lereng sepi, menanam dan memetik dengan tangan yang terbiasa meraba kehidupan tanpa bisa melihatnya.

Namun yang paling menyesakkan sekaligus mengharukan dari film yang dibuat berdasarkan kisah nyata ini, bukan hanya karena mereka tidak bisa melihat, melainkan karena mereka tak pernah merasa kehilangan. Tak memiliki anak, tinggal jauh dari keramaian, dan hidup dari kopi yang tak pernah mereka lihat warnanya, namun mereka bisa merasakan dan memilih kopi yang matang, pasangan ini tetap utuh. Dalam kegelapan yang mutlak, mereka menemukan cahaya—yang bukan berasal dari mata, melainkan dari hati.

Reza Rahadian merupakan aktor papan atas dan peraih piala citra yang nantinya berperan sebagai seorang warga Gayo, Onot, menyebutkan mau ikut terlibat dalam proyek film ini, salah satunya karena film ini disutradarai oleh Sutradara kawakan, Jeremias Nyangoen

Film ini, menurut sang sutradara, Jeremias Nyangoen, dibuat berdasarkan riset yang dalam.

“Butuh waktu yang lama dan riset yang mendalam sebelum film ini diproduksi,”  kata sutradara peraih piala Citra tersebut.

Dari sumber yang lain KenNews.id mendapatkan info, butuh waktu 12 tahun riset yang dilakukan oleh Jeremias sehingga kemudian film ini mulai diproduksi.

Black Coffee adalah potret realitas yang nyaris tak terdengar suaranya: bagaimana cinta bisa hidup dalam kesunyian, dan bagaimana manusia bisa tetap berdaya bahkan saat seluruh dunia tampak gelap.

Reza Rahadian, aktor yang selalu total dalam setiap peran dan juga aktor peraih piala Citra, tampil sebagai Onot, seorang pria buta, sementara Sha Ine Febrianti, berperan sebagai Rabiah, istri yang juga buta. Keduanya bukan hanya berperan, tetapi hidup sebagai tokoh—menjadi sepasang manusia yang menggenggam sisa-sisa terang dalam gulita yang panjang.

Black Coffee menurut Produser dari Perusahaan Film Heart Pictures, Ina Marapati, akan banyak menampilkan kekhasan Gayo, seperti puisi dan didong.

Menurut Ina Marapati, Film ini lebih dari sekadar film tentang kopi, *Black Coffee* adalah refleksi tentang keberanian untuk hidup. Sebuah puisi dan didong visual dari tanah Gayo yang sunyi namun pekat akan makna. Sebuah kisah tentang dua orang buta yang justru mengajari kita cara melihat.

Film yang mengisahkan tentang sepasang suami istri yang menemukan segalanya dalam kegelapan.

“Ada satu scene yang sangat luar biasa, saya sebagai Rabiah dimarahi, adik saya menganggap saya tidak bisa merasakan susahnya merawat anak karena saya tak memiliki keturunan,” kata Sha Ine Febrianti yang memerankan Rabiah yang menceritakan tentang salah satu peran yang paling menantang nantinya dalam film tersebut.


Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca