Breaking News
UMUM  

Tanggapi Aduan Masyarakat, Komisi II DPRK Aceh Utara Gandeng Kadis Terkaiy Kunjungi Bendungan Krueng Pase

ACEH UTARA, KenNews.id – Jebolnya bendungan irigasi krueng pase pada akhir 2020 telah menyebabkan 8.900 hektare sawah di Aceh Utara dan sebagian wilayah Lhokseumawe kekeringan dan tidak bisa digarap optimal.

Pada 2021, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I mulai merehabilitasi bendung tersebut, namun hingga kini proyek itu belum juga tuntas.

Meski sebelumnya advokad dan mediator PNM, Bukhari menerangkan bahwa BWS Sumatera I telah menjanjikan proyek rehabilitasi akan selesai tepat waktu, dan para petani dapat memanfaatkan Bendungan Krueng Pase untuk musim tanam pertama di 2025.

Namun secara fisik bendungan krueng pase sudah rampung dikerjakan untuk kebutuhan air persawahan bagian sisi kanan yang meliputi empat kecamatan, yakni Matang Kuli, Tanah Luas, Syamtalira Aron dan Nibong, akan tetapi hingga saat ini belum juga di aliri ke jaringan.

Menanggapi keluhan warga empat kecamatan tersebut, Komisi II DPRK Aceh Utara pada kamis, 22 may 2025 turun kelokasi untuk meninjau langsung kesiapan bangunan irigasi tersebut sekaligus melakukan audiensi di titik proyek.

Muhammad Romi Ketua Komisi II didampingi Wakil ketua Ruslan dan sektaris Zulfadi Toke Adek yang merupakan putra asli kawasan letaknya proyek irigasi tersebut. Selain itu hadir juga anggota komisi lainnya seperti Saifunnizar, Marzuki Y, Muhammad Yusuf serta Abdullah Amin.

Dalam kunjungannya Komisi II DPRK Aceh Utara turut menghadirkan langsung kepala Dinas PUPR setempat Ir, Jaffar. St dan dinas pertanian, dalam kesmpatan itu diwakili oleh kabid prasarana dan sarana pertanian, Zulfikar.S ST untuk langsung memberi penjelasan dilapangan, mengapa irigasi tersebut belum di aliri ke titik- titik yang di butuhkan.

Menurut Kadis Jaffar dalam audiensi itu, saat ini secara fisik pintu air memang sudah siap untuk di aliri ke persawahan warga di sisi kanan, namun ia menambahkan ada beberapa titik saluran yang harus direnovasi kembali karna sudah sangat dangkal, terutama di kawasan tanjong putoh.

“Apa bila kita buka nantinya akan terganggu kerja-kerja renovasi dan hal itu juga akan berdampak mengurangnya suplay debit air ke titik ujung” Ujar kadis Jaffar

Sementara Muhammad Romi dalam audiensi itu juga menyampaikan bahwa atas dasar permintaan masyarakat agar pintu air bisa di buka – tutup selama pengerjaan renovasi saluran belum dilaksanakan.

“Inikan pengerjaan akan di lakukan minimal sebulan kedepan, jd harapan masyarakan agar pintu irigasi dapat di buka terlebih dahulu selama sebulan, minimal masyarakat dapat membajak persawahan mereka yang sudah empat tahun terlantar” pinta Muhammad Romi.

audiensi yang turut dihadiri oleh beberapa tokoh masyarakat dan Geuchik di kawasan tersebut tidak ada titik temu, dikarenakan kebijakan itu tidak sepenuhnya berada di tangan kepala Dinas PUPR.

Menurut kadis PUPR, Bupati Aceh Utara Ismail A jalil juga berharap agar irigasi itu secepatnya dapat di fungsikan.

“untuk itu, selepas kunjungan ini secepat mungkin kita kabari Bapak Bupati untuk duduk bersama dengan melibatkan pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera untuk mencari solusi” kata jaffar.

Pada kesempatan itu, Jaffar juga menyampaikan kabar baik untuk petani sawah yang memanfaatkan aliran irigasi bendungan krueng pase kedepannya.

Dimana untuk menambah debit air dimusim kemarau, pemerintah telah selaesai melakukan pembebasan lahan yang terhubung ke waduk krueng kerto melalui Alue ubai.

“Kami berharap kepada seluruh masyarakat petani sawah di kawasan tersebut, untuk sedikit lagi bersabar demi kemakmuran jangka panjang” tutup Muhammad Romi ketua komisi II DPRK Aceh Utara.


Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca