TAKENGON, KenNews.id – Di tengah sunyinya perlawanan terhadap kekuasaan yang dianggap tak tersentuh, enam pemuda mahasiswa di Aceh Tengah menorehkan sejarah. Mereka berdiri tegak, menantang arus ketakutan yang selama ini membungkam suara-suara kritis, dengan melakukan demonstrasi menuntut pencopotan Kepala Kejaksaan Negeri Aceh Tengah, Andi Hendrajaya.
Enam Mahasiwa itu adalah Ketua HMI Cabang Takengon Bener Meriah, Afdhalal Gifari dan Anggota HMI Cabang Takengon – Bener Meriah Ambiya, Ketua Demosioner PMII Aceh Tengah, Haidir Putra (Cak Dier), Mantan Ketua BEM Fakultas Teknik UGP Muhtadi serta Sekretaris Umum KAMMI Rizkan dan Anggota KAMMI Rizwan
Aksi ini bukan sekadar unjuk rasa; ini adalah pernyataan tegas bahwa generasi muda tidak akan diam melihat dugaan penyalahgunaan wewenang. Sebelumnya, Kejaksaan Agung telah memanggil sejumlah pejabat terkait dugaan pelanggaran disiplin dan penyalahgunaan jabatan oleh Andi Hendrajaya, termasuk permintaan uang dan paket pekerjaan dari kepala SKPD Kabupaten Aceh Tengah.
Dalam demontrasi itu enam mahasiswa pemberani ini, juga menutup plang nama kantor Kejaksaan Negeri Aceh Tengah dengan kain putih bertulisjan tinta merah berhuruf kapital, berbunyi “KAJARI MAFIA DANA DESA”
Demonstrasi ini mengguncang tatanan yang selama ini dianggap tak tergoyahkan. Kantor Kejaksaan, yang sebelumnya tak pernah disentuh oleh aksi protes, kini menjadi saksi keberanian enam mahasiswa yang menolak tunduk pada ketidakadilan. Mereka menunjukkan bahwa keberanian untuk bersuara dapat menginspirasi perubahan dan membuka jalan bagi transparansi serta akuntabilitas dalam penegakan hukum.
Keenam mahasiswa ini juga membawa kertas kartun dengan tulisan “Jaksa Busuk Usir dari Tanoh Gayo” dan “Dana Desa Bukan Dana Dosa, Stop Jadikan Ladang Pemerasan”
Langkah enam pemuda ini menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dan penyalahgunaan kekuasaan. Mereka membuktikan bahwa suara rakyat, meski hanya enam orang, dapat mengguncang tembok kekuasaan yang selama ini dianggap kokoh. Aksi mereka adalah panggilan bagi kita semua untuk tidak lagi diam, untuk berdiri bersama dalam menuntut keadilan dan integritas di setiap lini pemerintahan.
Editor: Mustawalad