ACEH TENGAH, KenNews.id — Sorotan terhadap kerusakan lingkungan di kawasan Danau Lut Tawar kini semakin tajam. Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Organisasi Daerah (Orda) Aceh Tengah, melalui ketuanya Edi Putra Kelana, menyatakan sikap tegas dan lantang: mendukung penuh langkah Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dalam menertibkan aktivitas ilegal, termasuk praktik “cangkul padang”, “cangkul dedem”, serta reklamasi ilegal yang telah berlangsung lama di wilayah tangkapan danau.
Kepada KenNews.id, Rabu 14 Mei 2025 di Takengon, Edi Putra Kelana tidak menahan kritik tajam terhadap pembiaran yang selama ini terjadi. “Sudah cukup! Kita tidak boleh membiarkan Danau Lut Tawar dijarah oleh kepentingan jangka pendek. Kami mendukung penuh langkah Haili Yoga dan Muchsin Hasan untuk melakukan penertiban besar-besaran, termasuk terhadap lahan-lahan yang telah direklamasi secara ilegal,” tegasnya.
Reklamasi Ilegal: Luka Menganga di Pinggir Danau
ICMI menyoroti adanya sejumlah titik di sekitar Danau Lut Tawar yang telah direklamasi tanpa izin yang sah. Lahan-lahan tersebut diubah menjadi fasilitas wisata yang tidak sesuai tata ruang dan mengancam keseimbangan ekosistem danau.
“Kita tahu siapa yang bermain, siapa yang membiarkan. Tapi sekarang waktunya rakyat bersuara,” ujar Edi. Ia menegaskan bahwa reklamasi ilegal harus dibongkar dan dipulihkan, tidak hanya dihentikn
Menurut Edi, jika pemerintah berani menertibkan cangkul padang dan dedem, maka ketegasan yang sama harus ditunjukkan terhadap praktik reklamasi ilegal, tanpa pandang bulu.
Dukungan untuk Aparat Berani
Edi Putra Kelana menyebut dua nama penting yang saat ini menjadi tumpuan harapan masyarakat: Haili Yoga dan Muchsin Hasan, serta dinas terkait. Kedua figur ini dianggap memiliki nyali dan integritas dalam menghadapi jaringan pelaku perusakan lingkungan.
“Kami tahu ini bukan pekerjaan mudah. Tekanan politik pasti besar. Tapi kami pastikan, ICMI berdiri kokoh di belakang mereka. Kami cendekiawan, kami mendukung langkah ini,” tegas Edi.
Membangun Aceh Tengah, Menyelamatkan Masa Depan
ICMI menegaskan bahwa penertiban ini bukan sekadar soal hukum atau proyek sesaat. Ini adalah bagian dari menyelamatkan masa depan Aceh Tengah. Penyelamatan Depik sebagai ikan endemik. Jika Danau Lut Tawar terus dirusak, maka yang hancur bukan hanya alam, tapi kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya Gayo.
“Kita tidak bisa bicara pariwisata, ketahanan pangan, atau pendidikan kalau air dan tanah kita dirampas dan dihancurkan. Danau ini adalah rahim Gayo, tempat hidup dan kehidupan. Jika rahim ini kering, maka generasi ke depan akan mati pelan-pelan,” ujar Edi penuh emosi.
Sebagai organisasi yang memiliki jaringan Wilayah dan Pusat, mereka akan melakukan upaya agar pemerintah pusat memberikan perhatian khusus terhadap pelestarian Danau Lut Tawar, sekaligus mendesak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk turun langsung melakukan audit menyeluruh terhadap reklamasi ilegal.
“Jangan sampai pusat tutup mata. Ini danau strategis nasional,” pungkas Edi.
Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.