Ilustrasi dana desa buat siapa? Foto: ICW
TAKENGON, KenNews.id – Sekarang ini sedang berlangsung pelatihan life skill masyarakat kampung di Aceh Tengah untuk gelombang pertama yang dilaksanakan di hotel Parkside, Takengon, 24 – 28 Februari 2024.
Kegiatan ini diikuti oleh 2 orang peserta per desa di Aceh Tengah. Biaya yang dibutuhkan oleh setiap peserta untuk kegiatan yang berlangsung selama 5 hari 4 malam tersebut berjumlah Rp12,5 juta, sehingga setiap kampung di dataran tinggi tersebut wajib menyediakan biaya sebesar Rp25 juta yang dialokasikan dari dana desa.
Ada 295 kampung di Aceh Tengah, sehingga total Biaya yang dihabiskan untuk kegiatan yang direncanakan berlangsung dalam dua gelombang kegiatan tersebut adalah Rp7.375.000.000 (Rp7,375 Miliar)
Dana fantastis yang dihabiskan untuk biaya pelatihan itu, jika dikonversikan ke kegiatan lain, banyak program atau projek yang dapat dilakukan, seperti:
- Membangun SPBU Reguler Pertamina (5 M – 8 M). Membangun tempat pengisian BBM umum ini hanya memerlukan modal sebesar Rp5 – 8M, karena butuh lahan dan peralatan serta biaya perawatan lainnya. Dan jika mendirikan SPBU Pertashop dapat membangun puluhan karena biayanya lebih murah.
- Peningkatan jalan hotmix sepanjang 7 Kilometer (Rp7M). Proyek pemerintah jika ditenderkan per kilometer pagunya berjumlah Rp1 Miliar dan itu sudah masuk keuntungan rekanan.
- Membeli 2800 hektare lahan hutan untuk perkebunan (Rp7 M). Sekarang ini di beberapa daerah yang masih luas areal hutannya, kepala desa menetapkan biaya pancang per 2 hektare areal hutan berkisar Rp3 – Rp5 juta.
- Membeli 10 unit mesin roasting coffee merk Probat kapasitas 12 kg. Pengusaha kopi pasti kenal dengan mesin roasting kopi buatan Jerman ini, harganya mencapai 40.000 Euro, setara Rp690.000.000 per unitnya. Dan jika dibeli menggunakan dana desa, nikmat mana lagi yang akan mereka dustakan.
Editor: Mustawalad
Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.