ACEH UTARA, KenNews.id – Muhammad Romi, Ketua Komisi II DPRK Aceh Utara berkunjung ke kantor dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Aceh Utara untuk memastikan tentang ancaman virus terhadap hewan peliharaan warga.
Baca juga: Hewan Ternak Warga di Aceh Utara Mulai Terjangkit Virus
Dimana dalam kunjungannya, Geuchik Romi diterima langsung oleh Kepala dinas, Lilis Indriansyah, yang kemudian diarahkan untuk bertemu langsung dengan Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat veteriner, Cut Teti Udiyati
“Jangkitan virus terhadap sapi peliharaan warga dalam kurun waktu Juni 2024 sampai saat ini benar merupakan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK),” ungkap Cut Teti dalam diskusinya dengan geuchik Romi.
Cut Teti membenarkan sudah ada beberapa petugas Puskeswan yang melaporkan terkait PMK tersebut, bahkan menurutnya wabah penyakit sapi tersebut kembali merebak sejak awal 2024 di beberapa provinsi luar Aceh.
Namun, untuk di Aceh Utara menurutnya sampai saat ini belum ada laporan ternak warga yang mati mendadak.
Baca juga: Muhammad Romi Pastikan Jembatan Pase Sentausa di Aceh Utara Dibangun awal 2025
Meski jankitan virus PMK tersebut sudah setengah tahun lebih kembali menggrogoti peliharaan peternak, kesediaan vaksin di setiap dinas sampai saat ini belum ada.
Cut Teti menuturkan kalau dirinya baru saja melakukan zoom Metting dengan Balai Veteriner Medan yang mengurusi kesehatan hewan untuk wilayah sumbagut, namun hasilnya untuk ketersediaan vaksin di pemerintahan itu baru tersedia paling cepat juni 2025.
Untuk saat ini Cut Teti hanya berharap kepada peternak untuk melakukan pencegahan-pencegahan seperti menjaga kebersihan kandang, memisahkan ternak sudah terjangkit, serta memberi pakan dengan mencampuri dengan parutan batang sagu.
Cut Teti juga mengakui kalau ketersediaan obat-obatan juga sangat minim di Dinas, “Terkadang petugas kami di lapangan harus melakukan perawatan / penyuntikan secara mandiri” ucapnya.
Sementara Muhammad Romi berharap kedepannya pemerintah juga dapat memperioritaskan untuk kesehatan hewan didaerah, pasalnya, menurut Ketua Komisi II DPRK itu peternak di Aceh Utara umumnya masyarakat, bukan pengusaha.
“Kita akan terus berkoordinasi dengan para pihak untuk mendapatkan formula terbaik dalam penanganan masalah bagi peternak” tutur Politisi PA Tersebut.
Editor: Mustawalad
Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.