Breaking News
UMUM  

Ayo Ngopi di Warung ‘Politik’ Takengon

TAKENGON, KenNews.id – Bagi pelaku politik dan penikmat kopi sekaligus, ada dua warung yang wajib dikunjungi jika berkunjung ke kota Takengon, Aceh Tengah.

Warung itu adalah Eks – Kaheng yang berlokasi di seputaran pasar inpres dan Cafe Hitam Putih terletak di seputaran pasar Paya Ilang.

Kelebihan warung Eks – Kaheng, atau dikenal juga dengan Warung Pak Man, buka sejak subuh, sehingga jamaah subuh dari beberapa Masjid di seputaran tempat ini, menggunakan warung ini sebagai tempat berkumpul sambil menimati kopi sebelum melakukan aktivitas pagi.

Warung ini sangat ramai dari pagi sampai menjelang siang, dan akan berkurang pengunjungnya setelah makan siang.

Kelebihan warung ini adalah menyediakan air hangat dengan irisan jeruk nipis, menu ini akan dihidangkan begitu pelanggan datang dan duduk di kursi, menu ini menjadi menu selamat datang yang selalu disediakan oleh pelayannya.

Kalau beruntung, pelayannya juga menyediakan air kelapa. Menu air kelapa ini disajikan khusus kepada yang meminta saja.

Menu utama sajian kopi dari warung ini adalah Kopi Robusta, juga menyediakan kopi Arabika yang dibuat dengan peralatan coffee maker,

Berbeda dengan warung Pak Man, cafe Hitam Putih yang terletak di Paya Ilang, cafe ini ramai dikunjungi dari pagi sampai malam hari.

Cafe Hitam Putih lebih terlihat modern dengan peralatan coffee maker yang professional dan hanya menyediakan kopi Arabika.

Selain itu, cafe hitam putih juga menyajikan penganan tradisional Gayo, lepat dan makanan ringan lainnya.

Persamaan kedua warung ini adalah sama-sama memiliki meja di bagian depan, yang menjadi tempat bagi penikmat politik untuk minum kopi bersama sambil bercengkrama.

Warung politik sebutan bagi kedua warung semakin melekat, tempat ini dijadikan oleh politikus dan Tim Suksesnya untuk berkumpul dan berbincang sambil melakukan agitasi secara halus kepada Tim sukses lawan.

Di kedua warung ini, dari meja khusus di depan itu, kerap terdengar tawa yang meledak.

Walapun dikenal sebagai warung politik, layaknya warung kopi lainnya, kedua tempat ini dikunjungi oleh khalayak ramai. Laki-laki dan perempuan yang datang khusus menikmati kopi dan bukan bicara politik.

Editor: Mustawalad.