TAKENGON, KenNews.id – Sejauh ini yang lebih jauh, dari amatan KenNews di lapangan, ada tiga tipe pemilih di kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah yang nantinya akan menentukan pilihannya kepada pasangan calon kepala daerah di dua kabupaten tersebut.
Pertama, memilih pasangan calon yang peluang menangnya lebih besar.
Pemilih tipe ini biasanya ramai dihuni oleh para kontraktor yang traumatik, karena di 5 tahun sebelumnya mereka memilih calon yang kalah, sehingga selama 5 tahun berjalan, para kontraktor ini tidak mendapat jatah kue proyek.
“Jangankan untuk kerja, membayar pajak pun sudah tak mampu,” kata salah seorang kontraktor yang traumatik tersebut.
Dengan indikator dan pengamatan sendiri, mereka ini memutuskan memilih pasangan calon yang menurut mereka peluang menangnya lebih besar.
Selain itu, mereka juga gencar menggalang dukungan untuk memenangkan calon yang diusung.
Tak ada program yang menjadi acuan untuk memilih dari kelompok ini. Yang penting menang dan kemudian dapat bagian.
Kedua, memilih penjahat yang lebih baik. Tipe ini biasanya diisi oleh kelompok intelektual yang dengan keterpaksaan akan memilih karena tidak ingin menjadi golput. Sambil berharap, penjahat baik ini akan menang.
Tipe pemilih yang kedua ini, tau betul latar belakang para calon, dan semuanya para kandidat calon bupati tersebut dalam anggapan mereka adalah penjahat, karena, mereka pernah berinteraksi dengan para kandidat tersebut sebelumnya dan memiliki daftar kejahatan para calon itu.
Dan, dari daftar kejahatan itu, mereka akan menghitung mana penjahat yang lebih baik, dengan jumlah dosa yang lebih kecil, sehingga ketika di dalam bilik TPS mereka akan memilihnya.
Tipe pemilih yang kedua ini juga berbeda dengan pemilih pertama dalam hal keaktifan dalam gerakan memenangkan calon, tipe kedua ini lebih pasif dan tidak secara serius menggalang dukungan atau menjadi tim sukses dari pasangan calon yang mereka anggap lebih baik dibandingkan dengan calon lainnya.
Dan, Ketiga, pemilih masa bodoh, pemilih ini memiliki semboyan, “Siapapun bupatinya yang kita akan tetap seperti ini”
Pemilih tipe masa bodoh ini, memiliki kemiripan dengan tipe pertama, sama-sama traumatik, jika yang pertama lebih ke individu, sedangkan yang kelompok ketiga ini lebih ke komunal.
“Hanya Pilkadanya saja yang beda, kelakuan dan polah bupatinya yang terpilih nantinya sama saja, urus saja kehidupan kita masing-masing, jangan menggantungkan harapan terlalu besar kepada calon, nanti kecewa,” kata salah seorang anggota kelompok ini.
Kelompok tipe ketiga ini, juga tak akan mau menggalang dukungan untuk calon kepala daerah.
Mereka akan ketus menjawab ketika ada ajakan untuk memenangkan calon, “Itu bukan urusan kita, nanti di TPS, kemana hati lebih condong ke calon tersebut dipilih,” katanya.
Satu lagi golongan pemilih yang bisa dimasukkan ke dalam salah satu tipe di atas adalah, “Pemilih yang tidak memilih Bupati berkantong dalam (kedekut)”.
Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.