Seorang Reje dari Kecamatan Pegasinh menari ‘Gatalen’ dalam acara Bimtek di Bali. Foto: Screenshot video.
TAKENGON, KenNews.id – Viral video seorang Reje dari Kecamatan Pegasing kabupaten Aceh Tengah, menari ‘Gatalen’ dalam acara Bimtek di Bali, kemarin, Senin, 20 Mei 2024, banyak mendapat sorotan dari masyarakat.
Reje kampung Ujung Gele, Irwan Sahdi mewakili 31 Reje yang ikut dalam Bimtek di Bali tersebut mengatakan benar yang menari tersebut adalah salah seorang Reje dari kecamatan Pegasing.
“Dalam video yang viral, tari itu merupakan salah satu tarian penyambutan tamu, dari pemerintah kabupaten Ganjar dihadiri Kepala Dinas Pertanian, Sekretaris Kecamatan Ganjar, Kepala BPP. Tokoh adat dan Ketua kelompok pertanian yang telah berhasil menggunakan pupuk organik,” kata Irwan Sahdi kepada KenNews, Selasa, 21 Mei 2024.
“Ketika dipakaikan selempang dari penari, maka yang dipakaikan selempang itu diminta ikut menari, itu tradisi kearifan lokal di bali, mungkin tanpa pikir panjang dan spontan salah satu reje ikut menari,” tambah Irwan.
Selain itu, Irwan menyebutkan, pemberitaan tentang Bimtek Reje Pegasing di Bali yang rencananya akan berlangsung dari 18 – 23 Mei 2024 itu terlalu banyak sisi negatifnya. Padahal ada 4 kegiatan mereka lakukan. Pertama, kunjungan ke desa Kutuh, desa dengan pendapatan tertinggi di Indonesia.
Kedua, ramah tamah dengan pemerintah kabupaten Ganjar dan Kunjungan ke lahan pertanian dan pengolah pupuk organik.
Ketiga, kunjungan ke desa Puranida, Desa terbersih nomor 3 di dunia dan merupakan salah satu tempat penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 tahun 2024 yg sedang berlangsung sekarang.
Dan, Keempat, kunjungan UMKM masyarakat Kabupaten Bangli.
Sebelumnya diberitakan, Menanggapi beredarnya video tersebut, seorang Koreografer dari Tanoh Gayo, Ana Kobat mengatakan, “Penari lelaki yang bertingkah genit itu gatalen”
Menurut Ana, seharusnya Reje itu tidak usah bertingkah gatal dengan mengikuti penari itu.
“Cukup bilang, di Gayo yang negeri Syariah tidak ada tari antara laki dan perempuan, jangan malah ikut,” tambah Ana.
Menurut Ana, Reje yang ikut menari itu tersebut seperti “gere teramaten ne” dan tingkahnya itu memalukan.
“Mestinya Reje cukup menolak kalau itu sumang (pamali) di agama dan adat. Buktikan ke luar kalau di Aceh itu agama kuat, ini sama aja seperti membuang kotoran ke muka orang Gayo,” ujar Ana Kobat
Editor: Mustawalad
Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.