Breaking News

Abdan Syakura: “Saya Tak Peduli Dia Marah, Saya Akan Tetap Kritik.”

Pada tanggal 16 Mei 2014, pukul 16:36 WIB, ingatan saya masih segar tentang ucapan yang dia sampaikan: “lakukan sesuatu yang bahkan kamu pikir kamu tidak bisa melakukannya”. Pesan ini saya terima saat hendak berangkat kuliah di Yogyakarta. Matanya berkaca-kaca sambil memeluk, dan kami punya banyak hal yang harus dirubah di masa depan.

Sebagai adik, kakak saya Maharadi bukanlah sosok yang mudah dipahami. Dia keras kepala, sering bengis pada hal-hal yang tidak berurutan, membenci argumentasi tanpa dasar, dan tidak suka mendengar alasan yang tak masuk akal. Dia memiliki banyak keinginan untuk merubah keadaan, serta mengutamakan pengetahuan di atas segalanya. Di rumah, membaca buku adalah tradisi yang dia tularkan, karena segala sesuatu harus didasarkan pada pengetahuan. Ia menolak menerima hal-hal tanpa dasar ilmiah.

Saat saya remaja dan saya sering berdebat dan kadang merasa kesal, ini mungkin tidak hanya dialami oleh saya, tetapi juga oleh adik ketiganya, Arifan Nusa. Meskipun masih belia, ia telah mulai membaca karya-karya berat seperti “Madilog” karya Tan Malaka, dan “Novel Dunia Sophie” karya Jostein Gaarder. Saya menghabiskan buku-buku tersebut ketika saya berusia 22 tahun, dan menyadari betapa sulitnya memahami banyak hal.

Saya memahami apa yang dialami oleh Arifan. Ia lebih sering berada di rumah daripada bersosialisasi, membaca dan membantu keluarga di kebun. Dan keinginan belajarnya, termotivasi oleh buku-buku yang ia baca, didukung oleh saya dan kakak saya, Maharadi. Diskusi tentang hak dan kewajiban, pelayanan publik, hukum, dan bahkan hal-hal mendasar seperti agama sering kami lakukan.

Bacaan-bacaan tersebut tidak hanya berhenti pada level ide, saya mendengar Arifan menghadapi perdebatan di sekolah karena menolak menyalin tulisan dari buku sekolah ke bukunya sendiri. Ia menentang guru karena merasa tidak perlu menyalin tanpa memahami, dan kesal karena pendidikan tidak memperhatikan pemahaman individual, tetapi hanya mengedepankan penyalinan.

Ifan, adik saya, juga melanjutkan tradisi ini. Saat ini, saya berada di Jakarta, sementara Ifan menempuh studi sarjananya di Yogyakarta. Kami terus bertukar pandangan dan membahas bacaan baru.

Meskipun prosesnya tidak selalu mudah, saya bersyukur karena pengetahuan tersebut memberi saya kebahagiaan dan pemahaman diri yang lebih dalam. Saya merasa dungu ketika menyadari bahwa semakin banyak saya membaca, semakin sadar saya akan ketidakpastian pengetahuan. Namun, kesadaran tersebut didapat melalui proses panjang yang ditanamkan oleh kakak saya, Maharadi, sejak kami remaja.

Sebagai adik, saya menyaksikan sendiri perjalanan terjalnya hingga sejauh ini. Dia telah menghadapi badai berkali-kali, namun dia tidak pernah menyerah. Dari dia, saya belajar bahwa pengetahuan adalah kekuatan untuk memperjuangkan kebaikan, menyelamatkan, dan mengubah banyak hal.

Namun, pertanyaannya adalah, apakah dia akan tetap mengedepankan pengetahuannya dan mempertahankan integritasnya sebagaimana dia dikenal oleh banyak orang setelah dilantik sebagai Ketua KIP Aceh Tengah pada Selasa, 19 Maret 2024 ini?

Menghadapi kekuasaan bukanlah perkara gampang. Posisi yang diembannya bukanlah posisi yang mudah dikendalikan. Jika penyelenggaraan tidak sesuai dengan semestinya di November mendatang, bahkan selama masa jabatannya lima tahun ke depan, tradisi untuk mencapai autokritik harus tetap dijalankan.

Termasuk kritik yang mungkin akan saya dan Ifan berikan kepadanya. Kritik tersebut mungkin akan membuatnya kecewa, bahkan marah. Sebagai mana yang sudah menjadi kebiasan untuk menyampaikan kritik pada tradisi yang ia bangun pada saat kami remaja.

Namun, seseorang baru teruji ketika dia berada di posisi yang sama. Dia harus siap menerima masukan dan kritik, menjaga integritasnya, dan memprioritaskan tindakan yang sesuai dengan kebenaran dan keadilan kala dia memimpin dari sekarang dan ke depan.

Abdan Syakura, Peneliti pada Indonesia Public Institute.


Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca