Selain buah durian, lanjut Haili, ada juga desa-desa yang memiliki komoditas lain seperti buah markisa, stroberi, hingga kopi yang memang sudah sejak lama menjadi komoditas unggulan desa daerah dataran tinggi Gayo itu.
Melalui pengembangan desa wisata ini, menurut Haili, Pemkab menginginkan ada peningkatan perekonomian dari sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) di tengah masyarakat.
Nantinya, kata dia, desa-desa wisata ini akan menghadirkan produk-produk unggulan. Misalnya bagaimana mengolah kopi, yang selama petani langsung jual gabah tapi kini bisa menjual produk olahannya yang dipasarkan secara daring.
“Jadi pembentukan desa wisata itu sudah kita buat regulasinya, namun ini belum totalitas. Sekarang kita sedang mengubah wajah desa, kebersihan desa, dan pelayanan desa, ini sudah kita lakukan, sehingga desa itu bisa mandiri,” ujarnya.
Selain itu, Haili juga mengingatkan kepada kepala desa di Bener Meriah untuk menggunakan Dana Desa sesuai dengan regulasi dan kebutuhan desa, bukan menurut keinginan pribadi, agar pengelolaan dana desa tidak menimbulkan persoalan hukum.
Sumber: Antara Aceh
Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.