Dengan daya produktivitas terna 42,59 – 64,67ton/ha. Sementara produksi minyak 273,49-415,65 kg/ha, dengan kandungan kadar Pathchouli Alcohol di atas 30 persen.
90 persen kebutuhan minyak nilam dunia itu dipasok dari Indonesia dan 70 persennya berasal dari Aceh.
Nilam Aceh (pogostemon cablin benth) merupakan nilam unggul dengan kualitas terbaik di dunia karena menghasilkan minyak dengan rendemen 3 persen dan kandungan patchouly alcohol (pa) di atas 30 persen.
Minyak nilam ini mutlak dibutuhkan dalam industri parfum sebagai bahan fixatif pengikat aroma, sehingga wanginya bisa bertahan lebih dari 12 jam,
Walaupun perkembangan nilam di aceh mulai lesu, namun Gampong Kilometer VIII Kecamatan simpang Keuramat Aceh Utara sendiri merupakan salah satu gampong penghasil minyak nilam yang tidak ada putusnya meski dengan produktifitas skala kecil.
Bahkan belakangan ini hasil dari penyulingan minyak nilam di gampong tersebut telah menghasilkan produk turunan berupa NABee Parfum Nilam Aceh dan Balsem cair yang diberi nama Nicame Care.
Produksi NABee Parfum sendiri berawal dari sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksalakan oleh Atsiri Riset Centre (ARC) sebuah lembaga penelitian milik Universitas Syiah Kuala di tahun 2019 lalu.
Dalam FGD yang digelar di oproom Setdakab Aceh Utara itu turut dihadiri kepala Bappeda Aceh Utara, kepala Dinas Perkebunan, Perternakan, dan Kesehatan Hewan, kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM, kepala dinas Penanaman Modal, Transmigrasi, dan Tenaga Kerja Aceh Utara, Camat Nisam Antara, Camat Kuta Makmur, Camat Simpang Kramat, kelompok tani, Akademisi Unimal serta LSM di Aceh Utara.
Adapun kadungan dalam racikan NABee Parfum terdiri dari 70% Biang Parfum, 20% Alkohol yang tidak mengandung Khamar serta 5% Minyak nilam.
Penulis : Nyak Din
Editor : Mustawalad
Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.