Sejarah Kampung Tanoh Depet dan Peta wilayah kampung Tanoh Depet, Aceh Tengah. Foto: Untuk KenNews.id
ACEH TENGAH, KenNews.id – Sejarah keberadaan kampung Tanoh Depet kecamatan Celala kabupaten Aceh Tengah dan orang-orangnya. Para saksi dan pelaku langsung masih hidup.
Dulunya, kawasan ini, merupakan bagian dari kampung Paya Kolak kecamatan Silihnara (kemudian dimekarkan menjadi kecamatan Celala).
“Sebelum berganti nama, menjadi Kampung definitif Tanoh Depet, wilayah ini masuk wilayah Paya Kolak,” kata Reje Kampung Depet Indah, Muhammad Ali kepada KenNews.id, Sabtu, 25 November 2023.
Baca juga: Ratusan Masyarakat Aceh Tengah Tolak Pencaplokan Wilayah Oleh Nagan Raya
Sudah menjadi hal normal bagi masyarakat Aceh Tengah dari dulu sampai sekarang, terlebih petaninya, untuk memperluas atau mencari lokasi baru untuk lahan pertaniannya.
Menurut penuturan Muhammad Ali. Sejarah Tanoh Depet, diawali dari perpindahan masyarakat Aceh Tengah ke kawasan Tanoh Depet sekarang ini.
“Ada tida gelombang perpindahan warga Aceh Tengah ke Kawasan Tanoh Depet,” kata Muhammad Ali.
Perpindahan itu dimulai di awal tahun 1970an. Itu dimulai oleh Keluarga Abu Kasim Aman Rahman juga dikenal dengan sebutan Pak Blang, Dia memboyong keluarganya sebanyak 8 orang, ditambah beberapa keluarga masayarakat dari Paya Kolak untuk pindah dan bermukim di kawasan Tanoh Depet.
Kemudian dilanjutkan oleh keluarga Nuh aman Zainal dari kampung Gegarang.
Tahun 1990an, keluarga Kadim Aman Zulaikha, kemudian menyusul bermukim di daerah itu, jumlah kelurga sudah mencapai 66 kepala keluarga (KK) , jumlahnya terus bertambah sampai 1998 sudah mencapai 70 KK.
Kadim aman Zulaikha, kelak, sempat menjabat sebagai Kepala Desa atau Reje di Kampung Tanoh Depet.
Pada 2006 Tanoh Depet dimekarkan menjadi dua. Tanoh Depet dan Depet Indah.
“Lama sebelum kawasan ini menjadi permukiman penduduk, wilayah ini sudah digarap masyarakat Aceh Tengah untuk perkebunan,” kata mantan Reje Tanoh Depet, Kadim Aman Zulaikha.
Baca juga: DPRK Aceh Tengah Tolak Kesepakatan Tapal Batas Dengan Nagan Raya
Sewaktu, mempersiapkan lokasi kebun itu, mereka kerap berinteraksi dengan Warga kampung Beutong Ateuh.
Kampung Beutong Ateuh, pada saat itu masih bagian dari Kabupaten Aceh Barat yang kemudian dimekarkan, sehingga kampung Beutong Ateuh masuk ke kabupaten baru, hasil pemekaran, Nagan Raya.
Pada saat itu, Warga Beutong Ateuh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat Aceh Tengah di ibukota kecamatan Silihnara, Angkup.
“Tidak ada komplain, ataupun pengakuan dari orang tua mereka (warga Beutong) bahwa kebun dan lahan yang kami garap ini, merupakan wilayah Beutong,” kata Kadim.
Kadim bertanya-tanya, mengapa ketika daerah tersebut diketahui banyak mengandung mineral berharga. Pemerintah kabupaten Nagan Raya mencaplok lahan dan kebun warga, menjadi wilayah Nagan Raya?.
“Kami tidak mengada-ada, Sejarahnya Tanoh Depet ini adalah hak kami. Hak kami. Kembalikan kepada kami, hak Nagan Raya menjadi bagian dari Nagan Raya,”
“Orang tua kami dulu, mengatakan batas tradisional dan secara arif diakui bersama di Arul Baru,” ujar Kadim
Editor: Mustawalad
Eksplorasi konten lain dari KEN NEWS
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Respon (1)
Komentar ditutup.