Pejabat Daerah Berburu “Peluang Pendanaan” di Jakarta: Jalan-Jalan atau Misi Rahasia?

Ilustrasi Project Proposal. Foto: Net

Jakarta, KenNews.id – Sebuah kontroversi mencuat ketika sejumlah pejabat daerah dari seluruh penjuru tanah air dilaporkan berkumpul di Jakarta dengan dalih mencari peluang pendanaan untuk pembangunan daerah mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, terungkap bahwa misi mereka mungkin lebih terfokus pada jalan-jalan khas ibu kota daripada mengidentifikasi sumber dana potensial.

Dikabarkan bahwa rombongan pejabat tersebut tiba dengan semangat tinggi, membawa proposal pembangunan yang serius dan… daftar tempat wisata terpopuler di Jakarta. Seorang sumber internal mengungkapkan bahwa beberapa pejabat terlihat lebih tertarik pada kuliner khas ibu kota daripada presentasi proyek-proyek infrastruktur.

Seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya mengatakan, “Kami memang datang untuk mencari peluang pendanaan, tetapi bagaimana mungkin kami melewatkan kesempatan untuk menikmati kelezatan nasi goreng dan sate madura di Jakarta? Itu juga bagian dari budaya yang perlu kami pahami.”

Sementara beberapa pejabat berdalih bahwa mereka melakukan “studi banding” terhadap proyek-proyek sukses di Jakarta, sebagian besar warga daerah asal mereka mulai meragukan tujuan sebenarnya dari kunjungan tersebut. Seorang aktivis masyarakat setempat berkomentar, “Mereka bilang mencari dana, tapi lihat saja, sepertinya yang dicari malah sate dan nasi goreng.”

Ketidakjelasan semakin bertambah ketika terdengar kabar bahwa sebagian besar waktu mereka dihabiskan untuk city tour dan berbelanja oleh-oleh khas Jakarta. Beberapa pejabat terlihat membawa koper yang penuh dengan batik dan kerajinan tangan, memicu pertanyaan apakah koper itu seharusnya diisi dengan proposal pembangunan.

Para pejabat sendiri tampaknya kurang memperhatikan keraguan publik. Seorang anggota rombongan berkomentar, “Ini adalah bagian dari diplomasi ekonomi lokal. Dengan menunjukkan bahwa kami tertarik pada kekayaan budaya dan kuliner Jakarta, kami berharap dapat membangun hubungan yang lebih baik untuk mendukung pembangunan di daerah kami.”

Namun, di tengah tawa dan kritik masyarakat, satu hal yang pasti: Jakarta mungkin telah mendapatkan lebih banyak promosi pariwisata daripada proposal pembangunan.

Editor: Mustawalad